Article
Explore the latest updates article or blog, tips, and stories.

Keunikan Sasirangan: Warisan Budaya Kalimantan Selatan
01 December 2024 | Author : Adi Aulia Rahman as IT Lead | Location : Tanah Laut
Sasirangan adalah pakaian tradisional yang menjadi simbol budaya khas Kalimantan Selatan, khususnya masyarakat Banjar. Sasirangan memiliki ciri khas yang sangat berbeda dengan jenis kain tradisional lainnya di Indonesia, karena menggunakan teknik pembuatan yang unik dan memerlukan keterampilan tinggi. Kata “sasirang” berasal dari bahasa Banjar yang berarti “jahit dan celup,” yang menggambarkan proses pembuatan kain tersebut. Pada teknik ini, kain dijahit atau diikat sesuai pola yang diinginkan, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna alami. Teknik pewarnaan ini dikenal dengan nama “celup rintang,” yang memungkinkan kain memiliki motif-motif yang sangat beragam dan penuh makna.
Motif yang dihasilkan dari teknik celup rintang ini tidak hanya memperindah kain, tetapi juga sarat akan makna filosofis dan simbolik. Setiap pola pada kain Sasirangan memiliki nilai-nilai mendalam, seperti kemuliaan, keteguhan, keberanian, kemakmuran, dan perlindungan. Misalnya, motif yang berbentuk seperti gelombang diyakini sebagai simbol kelancaran dan kehidupan yang harmonis. Ada pula motif yang dianggap sebagai simbol perlindungan, yang diyakini mampu memberikan kekuatan spiritual bagi pemakainya. Karena alasan ini, Sasirangan pada awalnya bukan hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga sebagai benda ritual yang digunakan dalam berbagai upacara adat dan keagamaan oleh masyarakat Banjar.
Selain nilai budaya dan spiritualnya, Sasirangan juga dikenal dengan keindahan warna yang dihasilkan dari teknik pewarnaan alami. Pewarna yang digunakan dalam proses pembuatan Sasirangan umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan lokal yang memiliki khasiat untuk memberikan warna yang tahan lama dan indah. Kain Sasirangan tradisional biasanya memiliki warna-warna alami yang tidak mudah pudar, menjadikannya sebagai produk tekstil yang awet dan berkualitas tinggi.
Pada masa lalu, Sasirangan dipercaya memiliki kekuatan spiritual untuk melindungi pemakainya dari berbagai bahaya, baik fisik maupun non-fisik. Oleh karena itu, kain ini sering dipakai dalam upacara adat, pernikahan, dan berbagai perayaan penting lainnya. Bahkan, masyarakat Banjar percaya bahwa Sasirangan dapat membawa keberuntungan, menjadikan pemakainya lebih sukses dalam kehidupan dan melindungi mereka dari gangguan-gangguan negatif.
Seiring berjalannya waktu, Sasirangan tidak hanya dipandang sebagai simbol budaya lokal yang kaya akan makna, tetapi juga sebagai produk yang semakin dikenal dan dihargai di kancah nasional maupun internasional. Dalam era modern ini, Sasirangan telah bertransformasi menjadi salah satu warisan budaya yang terus dilestarikan dan dikembangkan. Dengan sentuhan kreativitas para pengrajin dan inovasi dalam desain, Sasirangan kini tidak hanya dikenakan dalam konteks adat, tetapi juga sebagai pakaian sehari-hari atau aksesori fashion yang modern.
Keberadaan Sasirangan kini tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Banjar, tetapi juga oleh banyak kalangan di Indonesia bahkan di luar negeri. Berbagai motif dan teknik pewarnaan yang kaya akan makna, dipadu dengan keindahan desain, membuat Sasirangan semakin diterima dan dihargai oleh berbagai lapisan masyarakat. Seiring dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan produk lokal, Sasirangan kini juga dilihat sebagai pilihan yang mengangkat nilai-nilai budaya Indonesia, memperkenalkan keunikan tradisi lokal ke dunia internasional, sekaligus mendukung industri tekstil berkelanjutan yang semakin berkembang.
Baca lebih lanjut tentang Sasirangan di Wikipedia